Archive for Agustus 2013

Laporan Pembuatan Tape Singkong


Tujuan :
1. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape.
2. Mengetahui peranan organisme Saccaromyces Cereviceae dalam peragian.

Tempat :
• Lab Kimia SMAN 8 Makassar
• Rumah siswa

Dasar Teori :
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.

Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol.

Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida. Selain Saccharomyces cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. Kedua mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula sederhana (glukosa).

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.

Alat :
1. Kompor
2. Panci Kukus
3. Pisau
4. Wadah
5. Lengser

Bahan :
1. Air secukupnya
2. Daun pisang secukupnya
3. Ragi yang telah dihaluskan
4. Singkong 1 kg

Cara Kerja :
1. Siapkan semua bahan.
2. Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
3. Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
4. Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
5. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci sampai kira – kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
6. Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu.
7. Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan
8. Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari lengser yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.
9. Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan.
10. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
11. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, beri penutup wadah agar singkong benar-benar steril. Diamkan selama 1-2 hari hingga sudah terasa keras dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.

Hasil Percobaan :
1. Keras agak lunak
2. Terlihat putih karena ragi belum terfermentasi
3. Rasa pahit, asam.

Sebab Kegagalan dalam Percobaan :
• Ragi terlalu banyak.
• Wadah tidak tertutup rapat
• Singkong kurang bersih

Kesimpulan:
1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
2. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces Cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces Cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
Jumat, 23 Agustus 2013
Posted by Unknown
Tag :

Teori Terbaru tentang Dinosaurus yang Punah karna Alien


Washington – Data dari teleskop luar angkasa sedang mengamati keluarga asteroid yang diduga menyebabkan kematian dinosaurus. Data tersebut mengungkap fakta mengejutkan. Apa itu?

Astronom Amerika Serikat (AS) mengatakan, berdasar data pengamatan, penyebab kematian dinosaurus bukanlah asteroid tersebut!
Teori sebelumnya menyatakan sebuah asteroid menghantam Bumi 65 juta tahun silam. Hantaman tersebutlah yang disalahkan atas punahnya dinosaurus.

Asteroid itu berasal dari sabuk asteroid utama antara Mars dan Yupiter dan asteroid raksasa yang dianggap sebagai ‘tersangka’ ini dikenal bernama asteroid Baptistina. Menariknya, data Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) NASA malah mengesampingkan Baptistina tersebut.



Para peneliti telah “menarik balik” (flashback) jalur keluarga asteroid Batistina tersebut ke waktu 65 juta tahun yang lalu. Dan ternyata lintasannya tidak membahayakan Bumi pada masa itu.

“Perhitungan awal menggunakan cahaya tampak memperkirakan ukuran dan reflektifitas anggota keluarga asteroid Baptistina itu yang membawa kami pada usianya dan kini kami tahu perkiraan sebelumnya memang salah,” ujar eksekutif program Near Earth Object Observation Program Lindley Johnson di markas NASA.

Kini, sisa-sisa dari asteroid Baptistina yang dinamakan “keluarga asteroid Batistina” yang hingga kini masih ada dan yang terbesar diantara mereka bernama 298 Baptistina.

“Melalui cahaya inframerah, WISE mampu mendapat perkiraan yang lebih akurat yang mampu mementahkan teori Baptistina”, lanjutnya.
Astronom menghitung usia orang tua asteroid Baptistina asli yang pecah 80 juta tahun silam itu dan hasilnya setengah dari usulan awal.

“Waktu yang dibutuhkan untuk bergerak ke titik resonansi tak cukup untuk mengantam Bumi pada 65 juta tahun silam,” tutup Amy Mainzer dari Jet Propulsion Laboratory NASA seperti ditulis UPI.

UFO dengan Alien Memusnahkan Dinosaurus
File: UFO438, by: UFO BBS (1999)
Pada masa dinosaurus, bangsa alien dengan kendaraan UFO mereka telah memusnahkan dinosaurus dalam “pertandingan berburu terbesar” klaim seorang peneliti top.

“Para alien mendeklarasikan dan mengumumkan ‘musim berburu dinosaurus‘ pada 60 juta tahun lalu itu dan menyapu bersih seluruh spesies dalam kurun waktu beberapa ribu tahun”, menurut ahli paleontologi Rusia Igor Baronov.

Baronov mengatakan, “Penelitian telah membuktikan bahwa dinosaurus terakhir berhubungan dengan nenek moyang burung, bukan reptil seperti yang diduga sebelumnya.”


Jutaan tahun lalu Reptile Alien sudah di Bumi bersama dinosaurus (foto courtesy: Canadian Museum of Nature, Ottawa, Canada)
“Bagi alien, dinosaurus sangat besar, enak dan nikmat seperti daging ayam”, ia menyimpulkan.

Mereka berburu dan membantai jutaan ton daging dinosaurus per tahun dan dikirim ke planet mereka untuk dikonsumsi sebagai hidangan yang lezat dan bergengsi.



Pembantaian itu pada dulu kala, hampir serupa dengan di Amerika saat orang Eropa baru datang lalu berburu banteng Bison. Waktu itu para pendatang dari benua Eropa tersebut mulai berdatangan ke tanah Amerika dan berburu banteng bison secara besar-besaran hingga hewan ini menjadi hewan yang terancam punah.

Pernyataan Baranov berdasarkan teori penelitiannya yang mantap dan baik selama 20 tahun dan teori itu diperkuat lagi dengan ditemukannya “kuburan masal” dinosaurus yang ditemukan di wilayah utara Rusia dan juga di daerah Siberia. Kuburan masal itu berada di kutub utara yang selalu membeku sejak jutaan tahun lalu.

Kuburan masal dinosaurus itu telah ditemukan di suatu pulau es terpencil dibelahan kutub utara yang sudah sangat lama selalu membeku dan tidak pernah cair.

“Kami telah menemukan ratusan tulang dinosaurus yang telah terindentifikasi berupa bekas luka dari pemotongan menggunakan alat yang sangat tajam dan bekas pemotongan dengan menggunakan semacam laser dan ini semua adalah fakta”, jelas Baronov.

Luka dari pengirisan daging dinosaurus ini juga teridentifikasi dilakukan dengan sangat bersih, terampil dan efisien. Tim Baronov juga mendapatkan ratusan tengkorak dinosaurus yang dipersiapkan sebagai layaknya trophy.

“Nyaris semua tengkorak kepala dinosaurus telah dirusak oleh hantaman sesuatu yang berkecepatan tinggi, dapat meledak berupa proyektil dan semua itu mirip seperti layaknya peluru di zaman ini”, lanjut Baronov.

“Saya menduga bahwa dinosaurus dengan perilaku yang jauh lebih lembut dibunuh secara lebih manusiawi, bahkan tidak seperti cara kita membunuh sapi disaat ini di tempat penjagalan. Dan pulau ini adalah salah satu tempat penjagalan mereka (alien)”, tambah Baronov.

Badan sisa dinosaurus lainnya juga ditemukan di berbagai tempat. Ini mengidikasikan bahwa para alien juga membantai dinosaurus dengan cara olah raga layaknya berburu (sport). Terutama jenis predator pembunuh besar raksasa seperti Tyrannosaurus rex.

Terlihat dinosaurus jenis Tyrannosaurus Rex sedang melawan kendaraan dari pasukan Alien
Ada tanda-tanda juga, bahwa para alien mengangkut hidup-hidup beberapa jenis spesies dinosaurus ke tempat mereka sebagai bibit untuk dikembang-biakkan.
“Jenis dinosaurus yang dibawa pulang ini mungkin dari jenis yang jauh lebih jinak dan termudah untuk berkembang biak dibandingkan dari sekian banyak jenis dinosaurus lainnya”, Baronov berspekulasi.



Mereka (para alien) mulai melakukan penangkapan ini pada tahap selanjutnya, ketika mereka menyadari bahwa mereka akan memusnahkan dinosaurus.
Para ahli paleontologi lainnya dari seluruh dunia telah menyetujui studi dan data Baronov tersebut dan akan mengunjungi pulau di Artic tempat penjagalan tersebut.

“Ketika selama ini kami telah memburu dan mengumpulkan semua spesies hewan yang ada dari seluruh muka Bumi, saya kira teori Baronov ini masuk akal”, kata Buy Harris seorang pakar dari Inggris.
Teori pemusnah massal dinosaurus yang selama ini masih terpakai adalah karena hantaman asteroid terhadap Bumi.
Dan teori ini telah menjadi patokan dan telah masuk ke pelajaran-pelajaran sekolah di seluruh penjuru dunia.

Jadi, benarkah dugaan yang selama ini masih berlaku bahwa asteroid yang diyakini sebagai pemusnah dinosaurus 65 juta tahun lalu ternyata hanyalah teori yang salah?

Jika telah terlihat dari fakta-fakta yang ada bahwa dinosaurus memang punah bukan karena asteroid, namun karena diburu dan di”panen” oleh alien maka mungkinkah teori ini akan masuk ke sekolah juga?
Maka buku pelajaran harus mengubah judulnya menjadi “Dinosaurus punah 65 juta tahun lalu karena ulah Alien”…. waduuuh benar-benar aneh :p
Posted by Unknown
Tag :

- Copyright © Izra Andika 132178 -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -